Minggu, 02 Maret 2014

ESAIKU: LANGKAH MUDAH MENAKLUKKAN BAHASA INGGRIS

Pada masa globalisasi, kini jarak dan waktu bukanlah masalah lagi. Manusia saling berinteraksi satu dengan yang lain baik dalam negeri sendiri atau negeri tetangga di luar sana. Dengan teknologi informasi dan telekomunikasi yang terus berkembang, membawa peradaban manusia menjadi lebih maju.
Tidak ketinggalan informasi, tidak menjadi kumpulan masyarakat yang tertinggal karena teknologi adalah impian setiap orang. Maka untuk mempelajari bahasa inggris kini menjadi sangat penting dan bahkan menjadi prioritas utama bagi sejumlah orang. Karena bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar ke lingkungan internasional.
Dan untuk mempelajari bahasa inggris sendiri tentu juga perlu teknik. Disini, sebelum mendalami ilmu berbahasa Inggris, teknik atau metode efektif menjadi sangat signifikan. Karena dengan teknik yang salah, maka untuk speaking english secara lancar tentu si pelajar akan merasa kesulitan.
Sedangkan cara yang benar untuk mempelajari bahasa inggris adalah:
Pertama mematok tujuan , yaitu dapat berbicara dengan bahasa Inggris. Harus ditancapkan secara mantap  sebagai niat yang serius.

Langkah pertama untuk memulai studynya ialah harus sering mendengarkan native speaker dalam percakapan-percakapan dan beberapa dialog. Entah melalui film, lagu dari luar,dll. Ini akan melatih pendengaran pembelajar dalam memahami pengucapan yang benar dalam bahasa Inggris.
Karena dengan pengucapan yang salah, maka akan bermakna berbeda. Misalnya: May  apabila kita lihat dari segi pembacaan menggunakan bahasa Indonesia, lazimnya kita membaca “Mai”. Padahal dalam bahasa Inggris pengucapan “Mai” itu berasal dari kata My yang bermakna kepemilikan suatu benda. Sedangkan makna asli dari May adalah “boleh”. Dan banyak contoh lainnya. Jadi pembiasaan mendengarkan percakapan native speaker akan melatih pengucapan.
Langkah kedua ialah pembiasaan berbicara menggunakan bahasa Inggris. Dengan latihan listening yang cukup, maka harus diimbangi dengan langkah ini. Tentu, harus dilakukan secara rutin.
Mengacu dari apa yang dikatakan Vernon,sebenarnya segala hal dapat dipelajari karena factor kebiasaan.manusia dapat belajar 50% dari yang dilihat dan didengar karena dia sulit terbiasa. Factor kebiasaan kemudian melekat dalam memorinya,sehingga menjadi energi pendorong untuk mempelajarinya.[1]
Contoh sederhana pengaplikasian berbicara dengan bahasa Inggris dalam kehidupan sehari-hari dapat dilakukan dengan teman kerabat ataupun keluarga. Pada teman kerabat misalnya, kita dapat membuat kesepakatan sebelumnya, setiap hari senin dan kamis harus berbicara dengan bahasa Inggris. Apabila tidak, atau melanggar peraturan, maka si pelanggar harus mentraktir makan. Hal ini dapat memotivasi kedua pihak dalam berbicara bahasa Inggris.
Cara mengaplikasikan berbicara bahasa Inggris tidak harus kaku, kita dapat membuat beberapa permainan, sehingga kita tertarik dan tidak merasakan bosan dalam belajar pengucapan bahasa Internasional ini.
Tak lupa, kemampuan untuk membangun percakapan sehari-hari ini tentu akan sangat tergantung pada penguasaan pola kalimat dan vocabulary (perbendaharaan kata), semakin banyak pola kalimat dan vocabulary yang dikuasai, semakin mahir seseorang membangun sebuah percakapan.[2]
Setelah lancar berbicara dengan bahasa Inggris,  langkah berikutnya ialah  reading (membaca). Belajar membaca bacaan bahasa Inggris tak kalah penting. Memahami suatu wacana, tata bahasa, dan aturan-aturannya atau dalam bahasa Inggris kita mengenal dengan istilah text dan grammar.
Salah satu teori membaca dalam pendekatan empirik, yaitu skills Theory (Teori Keterampilan), menganggap bahwa kemampuan membaca terdiri dari keterampilan-keterampilan membaca yang saling berkaitan (inter-related reading skills). Keterampilan-keterampilan ini terdiri dari keterampilan-keterampilan pokok (macro skills) dan micro skills sabagai bagian-bagiannya.
Dari sekian banyak reading skills yang dikemukakan oleh beberapa ahli, penulis mengelompokkannya menjadi 5 (lima) keterampilan pokok, yaitu:
  1. Menemukan arti kata dalam konteks bacaan
  2. Memahami bentuk dan arti frasa-frasa non-idiomatik
  3. Memahami arti kalimat melalui struktur sintaksis
  4. Mengenal dan memahami struktur-struktur retorik
  5. Keterampilan membaca kritis[3]
Keterampilan membaca ini sangat penting. Karena hal ini merupakan aplikasi penguasaan grammar dan kosakata sekaligus. Meskipun dalam berbicara kita tak perlu memperhatikan tata bahasa yang baku.
Karena mengutip perkataan Gordon Dryden dalam presentasinya pada konferensi The People Network Mastermind, Dallas, Texas, Juni 1996 terhadap beberapa fakta sederhana tentang bahasa Inggris. Enam fakta itu adalah bahasa inggris memiliki total 550.000 kata, hanya 2.000 – 3.000 kata yang digunakan dalam 65 % tulisan pada umumnya. Tiga fakta lainnya adalah bahasa inggris memiliki 26 huruf dan 44 jenis bunyi, Cuma ada 70 kombinasi ejaan utama dan kata kuncinya adalah fonetik.[4]
Dan akhirnya telah sampai langkah terakhir, ialah latihan menulis (writting). Setelah fasih berbicara dan membaca. Untuk menginterpretasikan apa yang telah dikaji dan dipelajari dalam bahasa Inggris. Tentu latihan menulis ini akan mendidik si pelajar agar lebih mendalam lagi mempelajari seluk beluk dari bahasa Inggris. Dan ditunggu sebuah karya dengan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantarnya.
Mudah bukan? Sebenarnya dalam mempelajari English. Dan mengonsumsi bahasa ini tak terlalu sulit. Asal dengan modal motivasi dan semangat yang kuat untuk mendalami bahasa ini sampai ke akarnya. Ke-istiqomahan dalam belajar.
Hari gini tak bisa berbahasa Inggris, sulit untuk maju. Karena ilmu di dunia luar (luar negeri) berjuta-juta jumlahnya yang belum kita ketahui. Berhenti untuk puas mencari ilmu perlu ditanamkan untuk modal utama menaklukkan bahasa Inggris ini.





[1]Alfin Hidayatullah, “Pentingnya Belajar Bahasa Inggris”, Alfin Weblog, http://Alfin Hidayatullahh.Blogspot.com, 24 Februari 2013, diakses tanggal 4 Desember 2013.
[2] Elan Dwi Winarno, Berkomunikasi dengan Bahasa Inggris Surat Telepon Percakapan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), hal. 67
[3] A. Ghani Johan, Reading & Translation, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), hal. 1
[4]Alfin Hidayatullah, “Pentingnya Belajar Bahasa Inggris”, Alfin Weblog, http://Alfin Hidayatullahh.Blogspot.com, 24 Februari 2013, diakses tanggal 4 Desember 2013.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar